­

Haters Gonna Hate

by - November 16, 2020

Pic from Pinterest
Sambil membaca tulisan ini, ada baiknya gais kita sambil angguk-angguk dan komat-kamit nyanyiin lagunya mba Taytay: cause the players gonna play, play, play and haters gonna hate, hate, hate. SHAKE IT OFF.

Ngomongin haters, jelas ya mereka ini jahat, lebih jahat dari Rangga yang nggak pernah ngasih kabar dan tiba-tiba mutusin Cinta gitu aja. Entahlah, tidak tahu kenapa, memperhatikan haters ini menarik buat saya. Soalnya dibanyak kasus, haters fanatik lebih tahu spesifik tentang target yang dia benci. Beda banget sama orang yang judging, walaupun dua-duanya nggak bagus sih. Kebanyakan yang saya lihat, kadang haters ini membenci seseorang  for no reason dan ngajak-ngajak biar ada squad.

Saya pernah nonton sebuah video mukbang atau eating show di intagram, mba ini kayaknya newbie di youtube, jadi masih masa promoting bangetlah biar video youtube-nya ada yang nonton. Nah, saat bacain komentar di video-nya saya kaget banget. Mulut manusia ternyata bisa sejahat itu. Saya ikut sedih dan sakit hati bacain komenannya, padahal tujuannya bukan ke saya. Kenapa sih nggak di skip aja, kalau emang nggak suka. Hobi banget nyakitin hati orang.

Dan lucunya, kadang yang mengaku sebagai haters malah mencari tahu informasi tentang orang yang dibencinya sama banyaknya dengan fans. Contohnya teman saya yang mengaku benci sekali dengan Lucinta Luna, tahu kan seberapa viralnya mba ini beberapa waktu belakangan.

Saking bencinya setiap pagi dia selalu teriak kepada saya “Kaaak tahu nggak Lunlun dia begini lho, dia begitu lho” sampai akhirnya saya juga ikutan update beritanya mba Lunlun dari dia. Hingga saya jadi muak sendiri denger gossip dia tiap hari dan protes “Katanya lu nggak suka, trus ngapain tiap buka Instagram nyariin berita tentang dia terus?” yang hanya dibalasin dengan cengiran.

Beberapa hari kemudian , dia tidak lagi membahas isu terbaru tentang mba di atas ketika saya tanya kenapa nggak ngasih info terupdate lagi, dia jawab sambil tiduran di kasur “Nggak ah, gue capek lihat dia terus. Kalau dipikir-pikir iya juga ya, ngapain gue bacain isu tentang dia terus” see? Saya pikir kadang kita tanpa sadar melakukannya. Meski haters ini belum masuk ke ranah penyakit mental, tapi lama-lama kayaknya bisa sakit mental beneran deh.

Saya bilang begitu karena logikanya ketika kita tidak menyukai sesuatu pasti sebisa mungkin kita akan menghindarinya. Seperti saya pribadi misalnya, ketika tidak suka pada seorang public figure karena tidak se-value, lain dan sebagainya, saya akan hindari membaca isu atau pemberitaan tentang dia, ya, karena nggak suka gitu lho.

That’s why haters itu menarik bagi saya, karena menurut saya normalnya kita, jika tidak menyukai sesuatu akan cenderung menghindari dibandingin dengan mantengin gossip atau isu tentang doi.

Betewe, saya juga pernah lho dapat kata-kata nyelekit dari strangers. Bahkan, saya nggak tahu dia siapa, tinggal di mana, tapi tiba-tiba dia ngirimin saya pesan di akun sosmed saya. Meski jatuhnya dia prejudice sih, atau bisa jadi dia xenophobic atau islamphopic, saya nggak tahu, yang jelas semuanya tergolong kaum pembenci tuh.

Nggak kebayang frustasinya jadi artis yang banyak haters, di mana kita cuman diam aja tetap salah, seperti saya yang nggak ngapa-ngapain, tiba-tiba dicaci maki. Bio saya di sosmed disuruh ganti, tarok bom dan granat, karena katanya identitas muslim itu adalah bom, I am the real terrorist. Like what? Gue ngapain Bambang? Anehnya lagi kita nggak saling kenal, atau mungkin saya lupa punya temen kayak dia.

Dulu, saya sempat kesel sih, orang gue nggak ngapa-ngapain juga. Makanya ketika baca postigannya mba Pipit (heypipit.com) tentang mas-mas yang mau nyamperin dia buat ngasih wejangan karena video dance-nya, saya ngakak banget.

Well, gais kayaknya segini aja deh cerita nggak penting hari ini, semoga ada faedahnya, hahaha. Lastly, saya mau berdoa semoga hati kita semua secara perlahan dipenuhi cinta, sehingga kelak tidak ada lagi tempat untuk membenci.

Seperti yang dibilang om Nelson Mandela bahwa “Tidak ada orang yang lahir untuk membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang, atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci. Dan jika mereka dapat belajar untuk membenci, maka mereka juga dapat belajar untuk mencinta, karena sejatinya cinta datang lebih alami ke hati manusia, dibandingkan benci itu sendiri”. Selamat berhari senin, happy weekday. Semoga Corona cepat berlalu dan sehat selalu gais, see ya!

You May Also Like

8 comments