Detail
![]() |
Pic from Pinterest |
So, terkait topik di atas, saya mau bertanya dong, seberapa greget lo detail kamu dalam berdoa? Kalau saya pribadi, jarang berdoa dengan detail, tapi saya benar-benar percaya setiap doa yang saya langitkan pasti akan dikabulkan, satu hal ini benar-benar saya pegang. Saya benar-benar meyakini ini karena saya adalah tipe yang suka underestimate diri sendiri yang ujung-ujungnya membuat saya gampang menyerah akan sesuatu. Saya nggak tahu kenapa saya selalu nggak pede dengan kemampuan yang saya punya. Ini tu merupakan PR besar saya.
Hari ini tu sebenarnya rada mellow ya, I don’t even know why? Perasaan saya gusar aja. Minggu ini tuh penuh dengan kejutan banget tahu nggak. Ntar deh saya bakal cerita kalau saya udah siap, karena sekarang nggak mau bahas yang itu.
Oke, balik lagi ke detail dalam menginginkan sesuatu, dalam agama saya pun diajarkan untuk lebih spesifik dalam berdoa. Jika ingin banget masuk universitas, sebut nama universitasnya, jika ingin bersama seseorang, sebut nama orangnya. Memang dianjurkan banget.
Nah, menurut saya pribadi dari sesederhana mendetailkan doa, banyak banget sebenarnya pesan tersirat yang dapat diambil dari sana. Maksudnya dalam urusan meminta atau berharap sama Allah aja, yang notabenenya kita ngomong dalam hati aja Dia pasti tahu, kita masih disuruh buat detail. Apalagi berurusan sama manusia yang pikirannya kompleks dan labilnya minta ampun (gue maksudnya, haha).
Coba perhatikan deh, orang sekitar kita sering banget lho nyuruh kita buat detail. Tak jarang dosen pembimbing marah-marah sama mahasiswa bimbingannya karena nggak detail dalam menjabarkan masalah di skripsi atau nggak detail soal olah data di bab IV (bukan pengalaman gue sumpah). Atau sering banget atasan complain sama bawahannya karena nggak detail dalam mengecek pekerjaannya.
Baiklah, sebenarnya apa sih yang ingin saya coba sampaikan di sini? Believe me guys, di tahap ini saya nge-blank, hahaha. Ya, Allah padahal tadi udah menggebu- gebu banget buat nulis, hehe. Yaudah lah ya, sebenarnya intinya itu saya mau bilang, bahwa kita sering banget detail menyampaikan sesuatu cerita, buku, barang, tokoh, atau public figure yang kita suka. Kita sering banget detail dalam mempresentasikan produk, keunggulan dan lain-lainnya di hadapan pembeli atau klien.
Namun, dalam urusan berdoa menyangkut mimpi, harapan atau sebagainya kita saya sering lupa akan detail itu sendiri, seringnya habis shalat saya bedoa seadanya, kalau nggak merasa butuh banget, doanya simple banget. Tunggu ditabok dulu baru berdoanya yang bener. Meski saya percaya banget sama kekuatan doa, tapi saya sering nggak serius dalam berdoa. Jadi, intinya tulisan ini adalah pengingat untuk diri saya sendiri.
Terakhir, saya juga lansung ingat sama curhatannya salah seorang anak kepada Paguru di Papua sana. Katanya, di suatu Minggu pagi ada seorang anak yang tiba-tiba nyamperin dia dan bilang “Paguru, besok-besok sa tidak mau lagi pergi beribadah, karena Tuhan itu tak pernah mau dengar sa pu doa” ketika ditanya doanya apa, si anak menjawab “Sa berdoa sama Tuhan supaya sa pu bapak tidak lagi jalan ke kempat pace X” karena setiap bapaknya kesana pulangnya pasti bakalan mabuk dan dia takut.
Paguru bilang dia sampai harus memutar otak untuk merespon curhatan anak ini, sampai akhirnya dia bilang “Tadi saat berdoa ada sungguh-sungguh kah tidak?” si anak sempat bingung, karena tidak tahu bersungguh-sungguh itu seperti apa, baru Paguru menjelaskan kembali “Tadi berdoa itu ada diam kah? Ada pejam mata kah?” si anak lalu menggeleng “Tidak Paguru, tadi sa berdoa itu ada bicara, sambil ganggu teman-teman” ujarnya sambil tertawa. Saya juga tertawa tapi hati saya bersedih.
Semoga doa si anak, doa saya, dan doa kita semua cepat sampainya. Kedepannya saya nggak bakal nunggu ditabok dulu baru doanya detail. Akhir kata, terimakasih sudah membaca, sehat selalu ya gais, fisik dan mental. See ya!
8 comments