• Home
  • About
Powered by Blogger.

A Dreamer

 

Salah satu surat Lilik

Buat yang udah lama ngikutin blog ini mungkin sudah tahu siapa Lilik, karena sering saya ceritakan. Lilik, sahabat saya yang di mata orang  biasa saja. Tapi, buat saya sangat baik.

Mempunyai seseorang yang selalu bisa mengerti saya tanpa harus menjelaskan banyak hal itu sangat luar biasa, saya jadi merasa tidak sendiri. Tapi, sometimes juga terasa salah, karena sudah saling tahu, kami jadi sulit bertukar pendapat, karena ending-nya selalu "Nah, iyakaaan, aku mikirnya juga gitu". Terlalu mudah untuk sepakat wkwk.

Awal tahun 2022 lalu, Lilik di mutasi ke kantor cabang di wilayah lain, which is agak jauh dari rumahnya. Lilik takut akan banyak hal, takut nggak betah, nggak bisa dan sebagainya. Sekarang udah mau setahun Lik, you made it ❣.

Rasanya baru kemaren Lik, kita mengutuk nasib kita di tahun ini, kamu yang ngebandingin dirimu dengan salah satu kenalan kantor yang gajinya sudah sangat mumpuni saat umurnya setara denganmu, aku yang diam-diam membandingkan diriku dengan Jungkook BTS karena sudah menjingjing tas seharga rumah subsidi di usia 25 tahun 🤣.

Disaat yang sama kita juga mengamini nasehat RM (bukan Rumah Makan) bahwa jangan membandingkan diri dengan orang lain, karena itu jahat dan nggak adil. Namjoon bilang, kita ini limited edition, kita one and only jadi nggak  bisa di compare, karena memang cuman ada sebiji, mau di bandingin sama siapa? Kita memang sedikit agak tolol 😭.

Lik, sebenarnya aku kangen. Seandainya bapak kita sekaya Hari Tanoe kita udah ngelakuin plan kita buat liburan bareng tahun ini, tanpa kamu harus mikirin cuti kerja dan duit tabungan yang berkurang. Eh, tapi untung kita nggak kaya, karena kalau beneran kaya sekarang mungkin aku akan menulis surat akhir tahun ke sahabatku Livy Renata 🤣.

Saya dan Lilik emang se-random itu, saking banyaknya persamaan kadang kalau dia nggak ngabarin, saya udah tahu kabar dia gimana, berarti dia lagi misuh-misuh dan sedih, atau lagi underestimate diri sendiri di pojokan.

Tahun lalu, saat pergantian tahun saya mengirimi Lilik surat via email. Hal yang akan saya lakukan juga tahun ini. Pantengin ya Lik email-nya wkwk.

Ini adalah surat yang saya tulis untuk Lilik tahun lalu, rasanya baru kemaren dan sekarang harus nulis surat lagi. I'm excited to tell you everything that I have been through Lik. Saya abadikan surat yang tahun lalu disini, biar years ahead saya bisa baca ulang incase email saya bermasalah.

Dear Lilik ku,

Sebelumnya aku mau peluk kamu dulu (pelukan rindu sekaligus pelukan selamat). I know you through lots of hard times, even kamu nggak ngasih tahu kakakmu ini semuanya satu per satu.

Lilik, selamat, you survived another year. Surat ini aku tulis untuk pengingat buat dirimu sendiri, bahwa dalam fase-fase berat dalam hidup yang membuatmu mengutuk masa-masa dewasa ini, berhentilah sejenak, lihatlah kebelakang bahwa perjalananmu sudah sejauh ini, jadi wajar kalau kamu merasa lelah dan ingin beristirahat dari banyak hal.

Lilik, aku tidak pernah benar-benar tahu dirimu but yourself, begitu juga dengan kamu yang juga tidak akan pernah benar-benar tahu siapa aku kecuali diriku, yang bisa kita lakukan sebagai sahabat adalah menjadi support system. Aku juga nggak pernah tahu apakah aku sudah menjadi support system yang baik untukmu atau belum Lik, karena jujur sometimes aku banyak cueknya even I know kamu lagi nggak baik-baik saja. So, whit in all of this bullshit, aku ingin menjadi orang yang selalu mendukungmu Lik.

Aku ingin menjadi orang yang mau menunggu mu ketika kamu dihadapkan pada banyak hal dalam kepalamu dan tidak ada satupun orang yang mengerti, aku ingin menjadi orang yang menunggu mu di luar halaman mu. Aku ingin jadi orang yang berdiri di luar pagar, menunggumu siap bercerita lagi, main-main lagi.

Aku nggak benar-benar tahu kenapa aku menulis surat ini untukmu, tapi yang aku tahu semenjak aku nyaman menceritakan banyak hal kepadamu yang tidak semuanya aku ceritakan pada orang lain, aku ingin menjadi salah satu dari banyak orang yang kamu ingat ketika kamu bahagia ataupun sedih.

Mungkin aku tidak bisa menghalangi karater-karakter lain yang lalu lalang dihidupmu Lik, aku hanya ingin karakterku tetap hidup di salah satu chapter ceritamu, aku terlalu egois? Mungkin haha.

Lik, sometimes aku merasa tidak adil karena dari sekian banyak teman kita, kenapa kamu yang mengambil rasa sayang yang lebih? Tidak usah terlalu dipikirkan ya, karena inti dari surat ini adalah tentang dirimu yang akan merancang plan baru dan mungkin mimpi baru lagi di tahun 2022. Bertumbuhlah Lilik.

Sebenarnya kemaren aku mau ngirimin mu pohon Kaktus dengan harapan kamu mau merawat tanaman itu seperti kamu merawat semangat-semangat kecil yang ada dalam dirimu, tapi yaa gitu, pohon Kaktusnya habis, trus aku jadi bingung ngirimin mu apalagi sebagai apresiasi perjuanganmu di tahun 2021.

Senang mengenalmu Lik, juga menjadi sesuatu yang aku syukuri dalam perjalananku sampai akhirnya aku menemukan orang-orang baru lagi. Terimakasih untuk mau mendengarkan aku di sepanjang kehidupan kuliahku, makasih udah ngekos di kos Ummi sampai akhirnya kita bertemu dan saling meceritakan banyak hal. 

Terimakasih untuk mau bersabar untuk mau tetap menjalin pertemanan denganku Lik, karena dari pengalamanku yang sebelumnya nggak semua orang menjadikanku karakter tetap dalam cerita-cerita kehidupan mereka. Ketika mereka berpindah kelahalaman berikutnya karakterku hilang begitu saja.

Jika seandainya nanti kita tidak sudah sefrekuensi lagi karena bertambahnya nilai-nilai yang kita anut dari pelajaran hidup, harapanku cuman satu, mari memutuskan pesahabatan dengan baik, hehehe. Tapi mudah-mudahan jangan lah ya.

Lik, aku akan selalu berdoa semoga di masa depan kita akan tetap saling bercerita apapun, semoga kita akan selalu saling menunggu jika satu diantara kita tidak siap untuk bercerita. Allah benar-benar baik Lik, karena dari sekian kesulitan yang Dia berikan, Dia juga mengirimkan perempuan-perempuan baik disekelilingku.

Lik, mari menjalani hidup ini menjadi yang terbaik dari versi diri kita masing-masing.

Mari kita tidak mudah bosan mempelajari hal-hal kecil di sekeliling kita. Lik, aku berharap kita mampu menjadi manusia yang baik dihahadapan Allah, meski aku percaya dilihat dari tingkah kita itu jauh sekali dari kata mendekati, tapi mari kita coba.

Diakhir tahun ini coba ingat satu hal yang paling mu syukuri Lik, meski itu adalah sebuah hal kecil. Hal yang aku peroleh tahun ini yang selalu aku syukuri adalah aku masih bisa belanja online dan makan promo di mall, meski saat pulang perasaanku kosong lagi, tapi aku bersyukur.

Lik, nanti kalau kita berjumpa ayok mewarnai rambut bersama habis itu nonton di bioskop trus pulangnya kita cerita apa aja di kasur sambil goleran. Semoga tercapai ya.

Kalau dipikir-pikir kita hebat kan Lik, meski sambil rebahan kita masih bisa bertahan melawan 2021 apalagi kalau nanti kita benar-benar mengerahkan semua kekuatan kita hehe. Aku bener-bener nggak ngerti sih inti surat ini apa, karena awalnya aja yang kayak serius tapi endingnya malah kelihatan ngelantur.

Lik, tahun ini ayok tuliskan cerita kita dimanapun, aku menuliskan perjalanan 20an ku di Tumblr, aku mau menulis segala hal disana sampai umurku 30. Kamu nggak boleh tahu akunku dan aku juga nggak bakal ngasih tahu hehehe. Ayook Lik tuliskan, nanti kalau umur kita udah 30 kita saling baca, kalau mau sih, kalau nggak mau juga nggak papa hehe. Lik, selamat tahun baru, hmmmm mau nggak kamu lakuin sesuatu untuk aku, nanti kalau kamu pulang kerja tolong peluk dirimu, puk-puk dia karena dia juga butuh pelukan dan kata semangat dari pemiliknya, bukan hanya dari orang lain. 

So, selamat memaafkan dirimu yang dulu ya Lik, tahun ini lakukan apapun yang kamu mau dan jangan lupa tuliskan. Okedeh, good bye. I love you.

Dih, kalau dibaca lagi, saya dangdut banget ya Allah 😭😭. But, its okay thats all what I felt haha. Lagian kemaren pandemi banget cuy, apa-apa susah, tapi akhirnya kita bisa juga melaluinya sebagai bagian dari sejarah. Selamat beresolusi guys di tahun berikutnya . See you 🥰.

Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Edited by Canva

Seems like I have nothing to do rite? Wkwk. So, guys its me again.

Kali ini saya mau cerita tentang webtoon, kayaknya terakhir kali saya baca komik entah kapan tahun deh, saya benar-benar lupa. But, lately saya mulai tertarik baca komik web dan pilihan saya jatuh ke webtoon, which is isinya kebanyakan komik dari Korea Selatan. Kemarenan saya bangga banget nengok Weak Hero akhirnya dibuat drama, rasanya kayak nengok temen sendiri sukses wkwk. Saya berasa  berdiri dibalik layar gitu sambil teriak " Shi Eun, you made it 😁."

Long story short, saya banyak mencari-cari bacaan yang sekiranya asoy untuk saya nikmati sendiri sambil goleran. Then, I found multiple of webtoons really worth to read. Saya udah baca banyak genre, sejauh ini genre aksi paling greget.

Webtoon pertama yang membuat saya jatuh cinta itu adalah How to Fight. Its really a nice one to read, I swear.

How to Fight merupakan webtoon karya Taejoon Park dengan ilustratornya Jung Hyun Kim menceritakan tentang sosok pecundang Yoo Hobin yang mendadak viral gara-gara video berantemnya yang kocak dengan Jjiksae tersebar di Newtube (plesetan Youtube kayaknya 😭). Dari video singkat inilah akhirnya kehidupan Hobin berubah secara perlahan.

How to Fight sendiri sangat erat dengan kehidupan kita sekarang dimana Youtube udah mendominasi banyak hal, bahkan podcast pun bisa berbentuk video dalam Youtube. Jadi, para tokoh webtoon ini merupakan para Newtuber pengabdi adsence 😅.

Scene termewek sejauh ini, yaitu ketika Hobin berhadapan sama Baek Sungjoon si mantan Yakuza. Plot twist-nya udah kaya nonton drakor beneran. Setiap bab-nya kita pasti disuguhi jokes receh yang membagongkan, tapi tetap lucuuu 😂. Komentar para viewer di Newtube-nya juga bikin ngakak. Beneran mood booster banget baca ini, apalagi sambil minum teh Sisri gula batu, becanda ding.

By the way, web-comic ini masih on going ya, terakhir saking penasarannya, saya nekat mengunjungi blog Naver buat baca episode yang belum rilis di webtoon. Buah dari kelancangan itu adalah saya nangis kejer, karena ga ngertiii 😭, Hangeul semuaaa. Yak iyalah, geblek. Emang apa yang saya harapkan?

Oke, selanjutnya webtoon favorite saya adalah The Real Lesson. Kalau teman-teman sudah pernah nonton drakor Juvenile Justice, kurang lebih ceritanya kaya gini si. Menceritakan tentang kenakalan remaja yang bikin greget serta penyalahgunaan kekuasaan oleh wali murid terhadap pendidik atau terhadap sistem sekolah itu sendiri. Ini tu baguuuus. Dari tadi bagus melulu ya, hehe.

The Real Lesson merupakan karya ditulis oleh Chae Youngtaek dan ilustrasi gambar oleh Han Garam. Tokoh utamanya bernama Na Hwajin dan Lim Halim, mereka berprofesi sebagai Badan Perlindungan Hak Pendidik, di mana tugasnya mengawasi jalannya pendidikan di suatu sekolah, jadi kerjaannya kayak check apakah guru, murid, kepala sekolah, serta aturan dari yayasan udah bener apa belum.

Dari sinilah akhirnya Na Hwajin dan rekannnya Lim Halim berpetualang dari satu sekolah ke sekolah lain. Setiap case baru yang mereka hadapi selalu bikin greget, apalagi kalau jumpa anak-anak di bawah umur which is nggak bisa dipenjarakan.

Saat ini webtoon ini sudah menerbitkan 105 episode dan lagi hiatus untuk persiapan new season 🥺. Menurut saya klimaks ceritanya nanti saat Na Hwajin dipertemukan dengan pembunuh kekasihnya yang juga seorang guru. Yep, meninggalnya kekasih Na Hwajin ditangan muridnya merupakan salah satu faktor dibentuknya Badan Pengawasan ini.

Terakhir saya rekomendasiin webtoon Trauma Centre. Webtoon satu ini bicara soal medis, setiap scene-nya selalu ada adegan operasi dan kaya akan istilah medis. Habis baca ini saya jadi berasa pinter wkwk. Komik ini ditulis oleh Hansanleega dan ilustratornya adalah Hong Bichira

Tokoh utama dari web-comic ini adalah dokter Baek Kanghyuk. Mulutnya judes banget ya Allah, tapi dia selalu berhasil saat melakukan operasi darurat. Dia ini Doctor Strange kalau di Marvel kayaknya. Saya yakin ni, kalau seandainnya Kanghyuk kecelakaan dan operasinya ga sempurna dia juga akan pergi ke gunung Himalaya buat bertapa dan bersemedi 🤣. 

Saat ini Trauma Centre udah mau kelar guys, tinggal nunggu ektra part doang🥺. Sedih banget, bentar lagi bakal tamat kayaknya.

Jadi itulah rekomendasi komik dari saya, selain drama dan film, web-comic juga bisa jadi alternatif untuk tenggelam dalam fantasi guys. Bedanya, kalau di film menguras paket, kalau di webtoon menguras koin hahaha.

Sekian deh rekomendasi webtoon-nya sebenarnya masih banyaaaaak, tapi ga mungkin diceritain semua, jadi saya list yang top markotop versi saya saja. Temen-temen ada yang suka baca webtoon juga nggak belakangan? Kalau boleh list dong judul favorite versi kalian😇.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Pict from Pinterest


Kurang lebih sudah 10 tahun, saya tidak pernah berkomunikasi lagi dengan bapak, bahkan untuk sekedar nomor telpon saja, saya tidak punya. Saya sedikit lupa, bagaimana bentuk wajah bapak. Tidak, saya tidak merasa durhaka, tidak pula merasakan hal yang lainnya. Kosong. Pernah sekali saya menangis melihat seorang anak perempuan meminta uang dua puluh ribu kepada bapaknya, di sebuah kedai kecil dekat rumah. Sesudahnya, perasaan itu berlalu begitu saja.

Kemudian dua hari yang lalu, saya bermimpi, dalam mimpi itu saya menangis tersedu-sedu bak anak kecil, karena rindu bapak. Ketika bangun, saya merasa aneh karena mimpi itu tidak sesuai dengan situasi saya saat ini. Apakah mimpi itu karena saya hampir tidak pernah bicara soal bapak selama sepuluh tahun terakhir? Entahlah. Kemudian saya ingat, ketika tiba-tiba kakak menyuruh saya mencoba mengobrol dengan bapak, tapi lansung saya tolak, karena rasanya aneh saja dan saya juga tidak tahu mau ngobrol apa.

Saya adalah anak perempuan yang tumbuh dewasa tanpa sosok bapak, tapi saya masih punya bapak wkwk. Hidup kocak banget ya Allah. Sepuluh tahun lalu setelah pertengkaran yang kesekian yang mana kalau dihitung, setara dengan episode Cinta Fitri, bapak akhirnya kabur dari rumah, katanya “Nggak ada alasan lagi untuk tinggal”. Saat itu saya masih remaja tanggung yang nggak ngerti apa-apa selain dengerin music K-pop dan sok-soan niruin dance choreography-nya.

Setelah bapak pergi saya baru sadar efeknya, karena setelahnya hidup terasa morat-marit. Saya nggak bisa lagi beli poster Suju seenak udel. Ibu bilang saya harus irit, saya nggak boleh lagi beli minuman kaleng kesukaan saya kalau jajan di warung. Ternyata punya bapak adalah salah satu faktor penunjang kesejahteraan hidup. Mungkin inilah alasan ibu dulu bertahan meski sudah ribuan kali bertengkar. Demi kelancaran uang pembelian poster dan minuman kaleng kesukaan saya.

Tahun-tahun berlalu, banyak hal yang menjadikan saya bertumbuh baik secara fisik maupun secara pola pikir. Sekarang saya sudah bisa menghasilkan uang untuk beli poster atau minuman kaleng kesukaan saya, tapi tidak cukup untuk beli tiket konser BTS. Hadeuuh, level hidup memang terus meningkat.

Namun, satu yang saya sadar dari sekian banyak kejadian, memori dengan bapak seakan memudar, setelah lama mengingat, saya menemukan bahwa sebagaimanapun kosongnya rindu saya untuk bapak hari ini, kenyataannya tahun-tahun entah berantah dulu, saya tetaplah Sovia kecil, anak perempuan yang mencintai bapaknya.

Saya ingat dulu bapak sering pergi ke kota Padang menjual Kayu Manis yang sudah kering. Bapak selalu pakai celana bahan panjang dan baju batik. Pagi-pagi bapak sudah rapi, ibu yang setrika bajunya. Saya lupa umur berapa, tetapi saya selalu menantikan kepulangan bapak berharap nanti dibelikan permen Hexos, permen sampai detik ini tidak pernah lagi saya makan. Di minggu berikutnya bapak pulang membawa Sanjay Balado, atau buah Bengkoang, begitu seterusnya. Apapun oleh-oleh dari bapak, permen Hexos tetap pilhan saya. Udah kayak slogan minuman “Apapun makannya, minumnya Teh Botol Sosro.”

See, bapak adalah orang yang selalu saya tunggu dulu, saya rela mengorbankan waktu berharga memanjat buah Cherry milik tetangga, demi bisa memeluk bapak. Ingat sekali dulu, setelah turun dari bus saya berlari memeluk bapak baru kemudian bapak menggendong saya dan menciumi pipi saya, yang pada akhirnya membuat pipi saya perih dan gatal karena bekas jambang bapak yang tidak habis dicukur.

Hari ini biarlah saya tuliskan 1 hal indah yang dulu saya definisikan tentang bapak, karena setelah remaja menjelang dewasa saya tidak punya lagi bapak yang saya cintai, semua tentang bapak hanya seputar marah dan kecewa.

Meski tidak merindukan bapak, tapi saya berharap bapak baik-baik saja dan menemukan bahagia versi bapak. Walau bagaimanapun kekecewaan saya terhadap bapak selama sepuluh tahun terakhir, bapak tetaplah harus mendapatkan rasa terimakasih. Terimakasih pak, untuk pelukan hangat dan ciuman yang membuat pipi saya perih di tahun entah berantah itu. Di halaman rumah kita yang luasnya tidak seberapa itu, hari itu bapak menjadi lelaki yang saya cintai sepenuh hati.

Selamat menempuh tahun-tahun yang baru pak, dimanapun bapak berada, semoga hati bapak lapang. Saya pernah hidup dengan hati yang sempit, rasanya tidak enak. Tahun depan akan saya beli permen Hexos hijau yang dulu bapak belikan untuk saya, supaya bapak yang saya cintai senantiasa hidup dalam kepala saya.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Btw, ini gambar ponakan saya wkwk


Hi folks, its been a while ya hehe. Lately, blogging doesn't make me that excited anymore, kaya gatau hambar aja. Belakangan juga ga pernah lagi ninggalin komentar di blog orang, I just enjoy being anonymous dan manusia gaib.

Time flies that fast when you piece of shit, katanya Pass the Flask gitu sii wkwk. Nah, sekarang udah masuk Natal dan tahun baru aja. Pohon Natal dan pernak-perniknya yang unyu udah pada menjulang di mall-mall gede. Rusa si yang paling kiyowo. 

Saya banyak melakukan banyak hal tahun ini dan disaat yang bersamaan saya juga merasa saya nggak melakukan apa-apa. Keponakan yang tiba-tiba udah kelas 2 SD dan kemaren ngambil raport, tiba-tiba mengingatkan saya kepada blog ini, which is dulu saya pernah ngomongin si abang disini, dan sekarang dia udah jadi abang beneran. 

Sebegitu banyak hal yang berkeliaran disekeliling saya, entah kenapa yang menjadi buah pikiran tetap tentang ibu hamil yang gabisa nonton Youtube sambil tengkurap, which is posisi ternyaman saya kalau nonton Youtube. Piala dunia juga udah lewat, banyak banget memes ejekan antara fans Messi dan Ronaldo berseliweran di Twitter. 

Tahun ini saya gagal jadi manusia sabar wkwk, lebih banyak kesal sama hal-hal kecil dan little bit sensitive, emang gada duanya saya tahun ini. Gatau deh, dunia saya susah banget didefinisikan. Kayak kehidupan ini berat, tapi ga berat-berat amat juga. Pengen udahan tapi gamau nyerah, ini tu kaya baca novelnya Okky Madasari yang judulnya Pasung Jiwa, dimana mau lanjut baca tapi topiknya buat saya pribadi itu triggering, tapi penasaran. Nggak jelas.

Mungkin kedepan saya akan ngoceh nggak penting lagi kayaknya (bisa jadi ini cuman niat aja, karena terpengaruh resolusi tahun baru wkwk). Okay guys see you! Tahun depan resesi yuk bisa yuk!


Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Credit to A Dreamer
Saya dan ibu tidak terbiasa berbagi banyak hal, dengan kata lain saya tidak bisa mengungkapkan isi hati saya kepada beliau. Disebabkan satu dan lain hal, kami bisa dikatakan jarang melakukan deep-talk. Terakhir kali saat berbicara dari hati ke hati dengan ibu, beliau menangis, menyalahkan diri sendiri.

Dulu, saat saya di perantauan kami lumayan sering bercerita banyak hal via telpon, apa saja, tapi tidak dengan menceritakan diri sendiri. Sejuta untuk orang-orang di luar sana yang bisa berbagi perasaan dengan ayah atau ibunya. Just like what Yoongi said, bahwa di dunia ini ada sesuatu yang biasa menurut kita, justru spesial untuk orang lain, begitu juga sebaliknya. Masih ingat dulu sekali, ketika saya tidak sengaja membaca dream lists salah seorang roommate saya, di sana dia menulis ingin naik pesawat. Hal yang tedengar biasa dan tidak spesial bagi saya, sampai berjalannya waktu saya paham dan menghargai mimpi-mimpi sederhana orang-orang di sekitar saya. Sekarang saya paham, spesial dan tidak spesial itu susah ditentukan takarannya dan saya bahagia bisa menjadi salah satu orang yang bisa memahaminya.

Rasanya di umur segini, hidup sudah memberikan begitu banyak hal kepada saya, banyak hal yang menjadikan saya pribadi yang seperti sekarang dan sungguh saya belum pernah setakjub ini kepada diri sendiri. Saya benar-benar hebat dalam melalui banyak hal, I really meant it.

Ada masa-masa di mana saya menyiksa diri sendiri dengan comparing, saya tidak menyesalinya, karena dari perasaan yang underestimate diri sendiri itu saya belajar bertumbuh, banyak trial dan error yang saya lakukan untuk memperbaiki diri sendiri. Sekarang saya juga paham bahwa ketika berada di tanjakan-tanjakan dalam hidup, kita mulai mencaci maki karena capek, lalu setelah melaluinya, ada semacam magic yang membuat kita bangga pada diri sendiri, perasaan lega yang susah di jelaskan (pengalaman saya sendiri). Jujur ketika masa-masa mau menyerah itu, janji Allah adalah alasan terkuat saya bertahan. Janji Allah “Maka sesungguh bersama kesulitan ada kemudahan” Dia tegaskan ini sebanyak dua kali, dimana artinya Dia menjamin dan hambanya nggak perlu khawatir.

Sekarang, saya hanya ingin belajar untuk tidak tergesa-gesa lagi, saya belajar menerima proses yang saya lalui (bukan berarti leha-leha). Tapi siapa bilang dalam menjalani itu saya always happy kiyowo tetap ada up and down-nya, sometimes saya penasaran gimana diri saya tahun depan. 

Tahun lalu saya berhasil melewati Corona dan carut marut yang ada di dalamnya serta menjadi bagian dari sejarah, semoga tahun-tahun berikutnya saya bisa tumbuh dengan layak dan merangkul baik buruknya proses yang saya lewati dimana merupakan bagian dari diri saya juga. Well, segini aja deh cerita kali ini, I really thank you for those kindness fellow bloggers yang entah sengaja atau nggak main kesini dan bacain tulisan saya. Terimakasih 😇.
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments

Pict from Pinterest

Siapa sih yang kayak gini juga, bahwa setiap masuk bulan baru, bawaannya mau merancang ini itu, biar excited dan merasa punya hutang haha. Tapi lucunya tulisan ini sudah ada di draft dari awal April dan tidak terbit-terbit sampai akhirnya saya putusin buat ngelarinnya sekarang. Haha. What a procrastinator. Memang sih, mengumpulkan niat untuk menulis emang such a thing banget belakangan ini. Awalnya saya mau buat tulisan semacam wrap March gitu, tapi karena udah kelamaan postpone, so, no wrap March needed.

Gimana sih rasanya puasa tahun ini? Nggak banyak bedanya sih, cuma setelah 12 tahun lebih berlalu, kali ini saya bisa merasakan sahur pertama di rumah bareng ibu lagi, biasanya di kost-an atau dulu lagi saya di asrama. Terakhir kali sahur pertama bulan puasa itu ya pas SD.

Kegiatan saat puasa ya tetap sama aja, haha. Cuman paginya saya lebih ngantuk karena bangunnya terlalu pagi. Then, hari pertama itu kerasa banget bosannya, karena biasanya saya siang-siang suka ngemil, tapi sekarang nggak bisa lagi. Hari-hari yang saya lewati di puasa pertama berlalu dengan lambat, dunno why. Bulan April ini semangat membaca saya lagi membara kayaknya selama dua minggu ini saya sudah baca 6 buah buku, bisa dibilang saking nggak tahunya mau ngapain. Mungkin karena sudah terbiasa dengan rutinitas saya dulu, saya agak gimana gitu, saat berada di rumah sekarang.

Oh ya, karena rajin banget mantengin buku di Ipusnas, saya jumpa banyak buku yang sesuai dengan selera saya, bisa dibilang saat mendapakannya saya nggak butuh antrian berarti (sombong amat, haha). Ntaran deh saya buat list-nya di postingan berikutnya.

Kegiatan paling baru bagi saya dua minggu belakangan adalah bereksperimen di dapur, saya jadi rajin bacain website cookpad untuk mencari tahu resep masakan tertentu. Soal rasanya, beberapa ada yang berhasil, beberapa lagi ada yang cuman bisa dimakan doang alias nggak tahu rasanya gimana. Dibilang enak, enggak, dibilang nggak enak tapi, masih bisa di makan haha.

Sejauh ini puasa nggak gimana-gimana amat lah ya, palingan godaan itu datang pas sholat taraweh, dimana malam-malam berikutnya muncul bisikan-bisikan untuk nyuruh saya bolos dulu aja. Bahkan hari ketiga puasa, saya nggak ikutan taraweh karena nonton Grammy di Trans, ya Allah maafkan hamba. Iman saya emang setipis kulit bawang kayaknya. Then, hari ke empat puasa saya haid, lalu muncul lah penyesalan kenapa saya haidnya nggak pas Grammy aja, biar saya nggak ada perasaan bersalah saat nonton performance BTS, haha. Dassar.

Sekarang udah tanggal 11 April aja, bentar lagi lebaran, duh , malas banget nanti ngumpul-ngumpul ditanyain kapan Min Yoongi kerumah *ditabok 🤣🤣. Ya, bagaimana pun, ini adalah lebaran pertama bersama keluarga besar, dulu nggak ditanya karena masih bocah. Kenapa sih nggak ditanya saat umur 30an aja, karena menurut saya umur 20 middle atau ending 20 itu masih muda, masih masa-masa penuh energy buat ngejar ini dan itu. Siapa sih orang pertama yang menciptakan umur sekian dan sekian itu perawan tua atau bujang lapuk.

Tapi, eh tapi, kayaknya sekarang orang-orang udah nggak peduli lagi nggak sih, maksudnya udah nggak seekstrem jaman kakak saya yang pertama dan kedua, dimana umur 22 dan 23 aja udah dinyinyirin dan dicomblangin sana-sini. Kayaknya semakin kesini orang-orang udah terima nggak sih, kalau nggak semuanya harus setara. Artinya kalau temen nikah bukan berarti kita juga harus. Nggak tahu ding, lihat aja nanti saya ditanya apa nggak. Tapi, nggak deh kayaknya cause Im a savage 🦸‍♀️ (blagu 🦧).

Well, random sekali ya cerita ini, but, it’s okay, for me that’s fun. Baiklah, sekian tulisan kali ini, jumpa lagi di tulisan selanjutnya ya, see ya guys! Have a nice day.
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Pict from Pinterest.

Hi semua Im back, hehe. Percayalah saya sempat stuck beberapa menit cuman buat mikirin kalimat pembukanya seperti apa.

Terakhir kali menulis disini saya cuman upload tulisan asal, kayak mau nulis tapi nggak niat-niat amat, haha. Yesterday, Awl asked me bout the blog's update and  I told her that I gonna take a break for a while. Tapi anehnya kepikiran sampai hari ini. So, thank you Awl you made me upload a new writing.

Sebenarnya bingung mau nulis apa saking banyaknya  hal-hal yang lalu lalang belakangan ini. Meskipun hiatus disini, saya tetap menuliskannya di platform lain yang lebih personal. Then, to be completely honest, saat upload tulisan asal-asalan disini saya merasa bersalah, dunno why. Hal ini sebenarnya yang membuat saya akhirnya tidak upload tulisan apapun (alesan haha) dan memutuskan nulis tempat lain saja karena tidak ada yang akan membaca.

Well, guys yuk bercerita tentang apa saja yang saya lakukan di awal tahun 2022 sampai Maret ini (sok ngartis banget ya 😂). I'm totally black and blue. Saya babak belur akan banyak perasaan, bisa dibilang saya mendapatkan semua kombinasi rasa sekaligus yang membuat saya bingung mau nangis dulu atau senyum dulu, haha.

Best Friend and Engagement

Bukan engagement saya ya guys 😁. Awal tahun baru meski hujan semalaman, tapi saya mendapat kabar yang menyenangkan, salah satu sahabat saya saat kuliah, dia akhirnya tunangan hehe. Saya nggak nyangka, karena setelah dia ceritain proses dia jumpa this 'someone' agak gimana gitu. The real definition of 'Kalau jodoh nggak kemana'. Meski nggak bisa hadir, tapi deep down inside saya turut bahagia atas pertunangannya.

Then, di minggu ke dua bulan Januari saya akhirnya berjumpa dengan Lilik, one my favorite human beings. Sumpah saya jumpa Lilik udah kayak mau jumpa pacar, diatas pesawat senyum-senyum nggak jelas kayak orang kasmaran. I don't know why I act so silly. Too bad, kami nggak bisa melakukan banyak hal karena cuti saya cuman di approved seminggu include self quarantine. Sebab itulah kami selalu deg-degan setiap harinya. Kami selalu excited mau ngapain aja di hari-hari itu. Di hari pertama saya sampai di Pekanbaru, malamnya kami lansung naik bianglala dan komidi putar di arena pasar malam. Saya kaget dan parno saat itu, ternyata Pekanbaru nggak seketat di Batam.

Pulang dari pasar malam kami nangkring di warung Miso Bacok, makanan disini nggak ada yang nggak enak. Favorite anak kuliahan dari dulu, karena ramah kantong dan porsinya tidak sombong alias membuat kita kenyang. Kami nangkring disini sampai dikasih kode sama yang punya warung biar pulang, karena warungnya udah mau tutup 🙈. Entahlah, kalau bercerita sama Lilik semua hal terasa menyenangkan, even yang kami omongin kadang hal receh yang sungguh tidak penting. Im so bless for having her as my best friend. Pernah nggak sih di situasi cerita banyak hal, meski mulut udah berbusa tapi yang pengen diceritain masih banyak 😁.

Malam selanjutnya kami pergi ke Mall, rencananya mau nonton di bioskop tapi gagal karena kami nggak berani nonton film horror, takut nanti nggak berani pipis di kamar mandi. Kan nggak lucu ya, gara-gara film horror jadi kena kencing batu. Kebetulan film yang lain sudah lewat jam tayang, tersisa film Makmum. By the way, saya dan Lilik cuman bisa jalan-jalan malam hari, sebab siangnya dia cari pitih alias kerja jadi budak korporat.

Rasanya saat itu aneh banget, saya sempat mikir bahwa baru sama-sama kerja aja kami udah harus cocokin jadwal sampai segininya, apalagi nanti kalau Lilik punya orang lain di hidupnya yang di menjadi prioritas dia yang lain, pasti bakalan tambah susah. Sebenarnya kami sudah membuat beberapa to-do list biar nggak spontan amat saat nanti pergi jalan, salah satunya yaitu nonton di bioskop saat gagal baru nyadar ternyata kami nggak punya plan B, haha. Akhirnya kami hanya nangkring di kedai boba yang kata Lilik bobanya rasa cendol hahaha.

Gagal nonton akhirnya kami memutuskan jalan-jalan aja gitu sambil cerita dan berakhir duduk di kursi trotoar di depan Polda Riau. Sempat deg-degan karena Lilik dengan beraninya parkirin motor disana juga haha. Jadi, pusat kota di Pekanbaru itu, trotoarnya luas guys, setiap beberapa meter di tarok kursi untuk mereka yang capek jalan kaki mungkin (?), walau kebanyakan dipakai buat mereka yang pacaran, hahaha susah banget nyari kursi kosong soalnya, sampai akhirnya nemu di depan kantor Polda 😁.

Duduk-duduk di pinggir jalan sambil merhatiin kendaraan lalu lalang asik juga, cerita terus berlanjut tapi tetap cerita favorit malam itu adalah cerita tentang jam tangan bapak Lilik. Dari pinggir jalan akhirnya kami berpindah untuk makan sate Padang di taman kota, suasananya udah sepi karena memang sudah larut sekali. Hari itu kami habiskan dengan naik ayunan sampai tengah malam yang berakhir dengan Lilik yang masuk angin. Duuh rasanya baru kemaren banget itu.

Ini malam terakhir, nggak banyak yang kami lakukan selain keliling kota nyari perwarna rambut, kami hunting pewarna rambut dari jam 00.00 sampai setengah satu deh kayaknya, mencari Indo/Alfa 24 jam yang jual pewarna rambut. Kami emang absurd, si goblok mana yang warnain rambut jam 1 malam sambil ngantuk-ngantuk. Seperti malam-malam selanjutnya kami masih tetap cerita ini itu even cerita receh seperti ghibahin Frans Jaya yang nggak mau ngasih nama anaknya Rudi, karena akan terdengar seperti nama toko bangunan 'Rudi Jaya' 😂.

Bad News (?)

Baru aja balik dari Pekanbaru bahkan euphoria-nya masih ada, tiba-tiba saya dapat telpon dari kampung kalau mamak sakit lagi. Banyak hal buruk terlintas di kepala saya. Padahal saya sudah buat janji sama mamak kalau habis kontrak tahun ini saya janji nggak bakal sambung lagi dan saya akan pulang menemani dia di rumah sambil buka usaha entah apapun itu.

Di fase ini banyak hal terjadi yang tidak mungkin saya sebutkan secara mendetil, but long story short, saya memutuskan untuk resign. Tbh, saya takut and the worst thing saya harus pendam itu semua karena nggak mungkin saya ungkapkan sama mamak. Salah satu yang membuat saya kuat adalah perkataan Lilik, she said: Nggak papa takut itu wajar, takut mungkin akan sebentar saja, tapi penyesalan bisa jadi selamanya. Terimakasih untuk support orang-orang baik yang tidak bisa saya sebut namanya disini.

Resign pun harus lewat banyak drama, manager saya tentu tidak akan membiarkan saya pergi dengan mudahnya. Meski kami banyak cekcok setahun ini, saya akui dia manager yang bisa dibilang oke, meski kalau lagi ngeselin dia totalitas banget, haha.

Officially Jobless

Well, sudah seminggu ini saya resmi pengangguran, sekedar informasi sekarang saya sudah berada di kampung halaman. Masih berusaha terbiasa karna semenjak tamat SD saya nggak pernah lama di rumah, paling lama itu sebulan, itulah kenapa rasanya agak aneh dan ketakutan saya sebenarnya berada disini. Bisa dikatakan saya besar di perantauan dan sekarang saya harus bisa survive di rumah sambil mengalahkan ketakutan-ketakutan saya.

Seminggu di rumah saya berusaha terbiasa dengan rutinitas baru, yaitu setiap pagi buatkan mamak minuman herbal, buatkan sarapan, suruh berjemur dan ngontrol kalau dia keseringan tidur. Terdengar mudah, tapi sebenarnya saya struggling karena kami juga ada debatnya perihal mamak yang nggak mau dilarang makan ini itu.

Sambil survey nanti ingin melakukan apa disini, kadang saya banyak bosannya juga. Thankfully, ada ponakan saya yang bikin hari-hari jadi rame. Kerjaan saya ya buat dia nangis hahaha, its so fun. Dia lucuuuu, ngomongnya belum lancar tapi cerewet. Rambutnya keriting nggak pernah mau di ikat. Kalau saya nanya dia lagi ngapain dia selalu balas judes 'Jangan tanya-tanya' 🙈.

Dibanding si abang dan si adek (ponakan saya di Batam) dia lebih kalem dan cuek, gemash pokoknya, pengen usilin terus. Setiap hari saya selalu buat dia teriak nangis-nangis haha. Dia bilang saya ini tantenya nenek, bukan tante dia, karena katanya nggak mau punya tante seperti saya 😂. 


Si keriting 

Setiap pagi saat dia bangun I always say 'Morning adeek' yang selalu dibalas 'Jangan, nggak mau di bangunin uncuu' hahaha. Namun, sekesal apapun dia sama saya, kalau saya minta jajanan dia selalu dikasih, karena kapok sebelumnya dia pelit-pelit akhirnya saya beli jajan seabrek di warung dan nggak mau ngasih dia, sampai Bundanya ejekin kalau saya nggak ada dewasa-dewasanya. Saya jahat kali ya, soalnya kalau ponakan saya pelit ngasih jajanannya nanti saya balas pelit juga, walaupun nanti tetap saya kasih, at least saya nyuruh mereka minta maaf dulu karena kemaren udah pelit.

Well, demikian cerita-cerita saya yang di wrapped jadi satu. Sejujurnya 2022 merupakan tahun penuh tantangan buat saya pribadi. 2021 lalu saya mengalami QLC sekarang ada lagi, then saya penasaran 2023 akan lempar apalagi ke wajah saya. For the last, selamat menjalani hari dan bagaimana  cerita teman-teman  berjalan minggu ini?





Share
Tweet
Pin
Share
5 comments
Newer Posts
Older Posts

Blog Archive

  • ►  2025 (5)
    • ►  January 2025 (5)
  • ►  2024 (9)
    • ►  November 2024 (3)
    • ►  January 2024 (6)
  • ►  2023 (13)
    • ►  September 2023 (5)
    • ►  August 2023 (2)
    • ►  July 2023 (2)
    • ►  March 2023 (2)
    • ►  January 2023 (2)
  • ▼  2022 (7)
    • ▼  December 2022 (4)
      • Lilik si Manusia Baik
      • Gabut: Webtoon On The List
      • Tulisan Satu Dekade: Cerita Tentang Bapak
      • Undefined World
    • ►  June 2022 (1)
      • Jatuh Bangun dan Hal Spesial yang Juga Tidak Spesial
    • ►  April 2022 (1)
      • Ramadhan Random Stories
    • ►  March 2022 (1)
      • Black and Blue
  • ►  2021 (10)
    • ►  December 2021 (2)
    • ►  November 2021 (2)
    • ►  October 2021 (2)
    • ►  September 2021 (1)
    • ►  August 2021 (1)
    • ►  July 2021 (1)
    • ►  April 2021 (1)
  • ►  2020 (32)
    • ►  December 2020 (3)
    • ►  November 2020 (7)
    • ►  October 2020 (4)
    • ►  September 2020 (9)
    • ►  August 2020 (7)
    • ►  July 2020 (1)
    • ►  June 2020 (1)

Created with by ThemeXpose

Edited with by A Dreamer