Black and Blue
![]() |
Pict from Pinterest. |
Hi semua Im back, hehe. Percayalah saya sempat stuck beberapa menit cuman buat mikirin kalimat pembukanya seperti apa.
Terakhir kali menulis disini saya cuman upload tulisan asal, kayak mau nulis tapi nggak niat-niat amat, haha. Yesterday, Awl asked me bout the blog's update and I told her that I gonna take a break for a while. Tapi anehnya kepikiran sampai hari ini. So, thank you Awl you made me upload a new writing.
Sebenarnya bingung mau nulis apa saking banyaknya hal-hal yang lalu lalang belakangan ini. Meskipun hiatus disini, saya tetap menuliskannya di platform lain yang lebih personal. Then, to be completely honest, saat upload tulisan asal-asalan disini saya merasa bersalah, dunno why. Hal ini sebenarnya yang membuat saya akhirnya tidak upload tulisan apapun (alesan haha) dan memutuskan nulis tempat lain saja karena tidak ada yang akan membaca.
Well, guys yuk bercerita tentang apa saja yang saya lakukan di awal tahun 2022 sampai Maret ini (sok ngartis banget ya 😂). I'm totally black and blue. Saya babak belur akan banyak perasaan, bisa dibilang saya mendapatkan semua kombinasi rasa sekaligus yang membuat saya bingung mau nangis dulu atau senyum dulu, haha.
Best Friend and Engagement
Bukan engagement saya ya guys 😁. Awal tahun baru meski hujan semalaman, tapi saya mendapat kabar yang menyenangkan, salah satu sahabat saya saat kuliah, dia akhirnya tunangan hehe. Saya nggak nyangka, karena setelah dia ceritain proses dia jumpa this 'someone' agak gimana gitu. The real definition of 'Kalau jodoh nggak kemana'. Meski nggak bisa hadir, tapi deep down inside saya turut bahagia atas pertunangannya.
Then, di minggu ke dua bulan Januari saya akhirnya berjumpa dengan Lilik, one my favorite human beings. Sumpah saya jumpa Lilik udah kayak mau jumpa pacar, diatas pesawat senyum-senyum nggak jelas kayak orang kasmaran. I don't know why I act so silly. Too bad, kami nggak bisa melakukan banyak hal karena cuti saya cuman di approved seminggu include self quarantine. Sebab itulah kami selalu deg-degan setiap harinya. Kami selalu excited mau ngapain aja di hari-hari itu. Di hari pertama saya sampai di Pekanbaru, malamnya kami lansung naik bianglala dan komidi putar di arena pasar malam. Saya kaget dan parno saat itu, ternyata Pekanbaru nggak seketat di Batam.
Pulang dari pasar malam kami nangkring di warung Miso Bacok, makanan disini nggak ada yang nggak enak. Favorite anak kuliahan dari dulu, karena ramah kantong dan porsinya tidak sombong alias membuat kita kenyang. Kami nangkring disini sampai dikasih kode sama yang punya warung biar pulang, karena warungnya udah mau tutup 🙈. Entahlah, kalau bercerita sama Lilik semua hal terasa menyenangkan, even yang kami omongin kadang hal receh yang sungguh tidak penting. Im so bless for having her as my best friend. Pernah nggak sih di situasi cerita banyak hal, meski mulut udah berbusa tapi yang pengen diceritain masih banyak 😁.
Malam selanjutnya kami pergi ke Mall, rencananya mau nonton di bioskop tapi gagal karena kami nggak berani nonton film horror, takut nanti nggak berani pipis di kamar mandi. Kan nggak lucu ya, gara-gara film horror jadi kena kencing batu. Kebetulan film yang lain sudah lewat jam tayang, tersisa film Makmum. By the way, saya dan Lilik cuman bisa jalan-jalan malam hari, sebab siangnya dia cari pitih alias kerja jadi budak korporat.
Rasanya saat itu aneh banget, saya sempat mikir bahwa baru sama-sama kerja aja kami udah harus cocokin jadwal sampai segininya, apalagi nanti kalau Lilik punya orang lain di hidupnya yang di menjadi prioritas dia yang lain, pasti bakalan tambah susah. Sebenarnya kami sudah membuat beberapa to-do list biar nggak spontan amat saat nanti pergi jalan, salah satunya yaitu nonton di bioskop saat gagal baru nyadar ternyata kami nggak punya plan B, haha. Akhirnya kami hanya nangkring di kedai boba yang kata Lilik bobanya rasa cendol hahaha.
Gagal nonton akhirnya kami memutuskan jalan-jalan aja gitu sambil cerita dan berakhir duduk di kursi trotoar di depan Polda Riau. Sempat deg-degan karena Lilik dengan beraninya parkirin motor disana juga haha. Jadi, pusat kota di Pekanbaru itu, trotoarnya luas guys, setiap beberapa meter di tarok kursi untuk mereka yang capek jalan kaki mungkin (?), walau kebanyakan dipakai buat mereka yang pacaran, hahaha susah banget nyari kursi kosong soalnya, sampai akhirnya nemu di depan kantor Polda 😁.
Duduk-duduk di pinggir jalan sambil merhatiin kendaraan lalu lalang asik juga, cerita terus berlanjut tapi tetap cerita favorit malam itu adalah cerita tentang jam tangan bapak Lilik. Dari pinggir jalan akhirnya kami berpindah untuk makan sate Padang di taman kota, suasananya udah sepi karena memang sudah larut sekali. Hari itu kami habiskan dengan naik ayunan sampai tengah malam yang berakhir dengan Lilik yang masuk angin. Duuh rasanya baru kemaren banget itu.
Ini malam terakhir, nggak banyak yang kami lakukan selain keliling kota nyari perwarna rambut, kami hunting pewarna rambut dari jam 00.00 sampai setengah satu deh kayaknya, mencari Indo/Alfa 24 jam yang jual pewarna rambut. Kami emang absurd, si goblok mana yang warnain rambut jam 1 malam sambil ngantuk-ngantuk. Seperti malam-malam selanjutnya kami masih tetap cerita ini itu even cerita receh seperti ghibahin Frans Jaya yang nggak mau ngasih nama anaknya Rudi, karena akan terdengar seperti nama toko bangunan 'Rudi Jaya' 😂.
Bad News (?)
Baru aja balik dari Pekanbaru bahkan euphoria-nya masih ada, tiba-tiba saya dapat telpon dari kampung kalau mamak sakit lagi. Banyak hal buruk terlintas di kepala saya. Padahal saya sudah buat janji sama mamak kalau habis kontrak tahun ini saya janji nggak bakal sambung lagi dan saya akan pulang menemani dia di rumah sambil buka usaha entah apapun itu.
Di fase ini banyak hal terjadi yang tidak mungkin saya sebutkan secara mendetil, but long story short, saya memutuskan untuk resign. Tbh, saya takut and the worst thing saya harus pendam itu semua karena nggak mungkin saya ungkapkan sama mamak. Salah satu yang membuat saya kuat adalah perkataan Lilik, she said: Nggak papa takut itu wajar, takut mungkin akan sebentar saja, tapi penyesalan bisa jadi selamanya. Terimakasih untuk support orang-orang baik yang tidak bisa saya sebut namanya disini.
Resign pun harus lewat banyak drama, manager saya tentu tidak akan membiarkan saya pergi dengan mudahnya. Meski kami banyak cekcok setahun ini, saya akui dia manager yang bisa dibilang oke, meski kalau lagi ngeselin dia totalitas banget, haha.
Officially Jobless
Well, sudah seminggu ini saya resmi pengangguran, sekedar informasi sekarang saya sudah berada di kampung halaman. Masih berusaha terbiasa karna semenjak tamat SD saya nggak pernah lama di rumah, paling lama itu sebulan, itulah kenapa rasanya agak aneh dan ketakutan saya sebenarnya berada disini. Bisa dikatakan saya besar di perantauan dan sekarang saya harus bisa survive di rumah sambil mengalahkan ketakutan-ketakutan saya.
Seminggu di rumah saya berusaha terbiasa dengan rutinitas baru, yaitu setiap pagi buatkan mamak minuman herbal, buatkan sarapan, suruh berjemur dan ngontrol kalau dia keseringan tidur. Terdengar mudah, tapi sebenarnya saya struggling karena kami juga ada debatnya perihal mamak yang nggak mau dilarang makan ini itu.
Sambil survey nanti ingin melakukan apa disini, kadang saya banyak bosannya juga. Thankfully, ada ponakan saya yang bikin hari-hari jadi rame. Kerjaan saya ya buat dia nangis hahaha, its so fun. Dia lucuuuu, ngomongnya belum lancar tapi cerewet. Rambutnya keriting nggak pernah mau di ikat. Kalau saya nanya dia lagi ngapain dia selalu balas judes 'Jangan tanya-tanya' 🙈.
Dibanding si abang dan si adek (ponakan saya di Batam) dia lebih kalem dan cuek, gemash pokoknya, pengen usilin terus. Setiap hari saya selalu buat dia teriak nangis-nangis haha. Dia bilang saya ini tantenya nenek, bukan tante dia, karena katanya nggak mau punya tante seperti saya 😂.
![]() |
Si keriting |
Setiap pagi saat dia bangun I always say 'Morning adeek' yang selalu dibalas 'Jangan, nggak mau di bangunin uncuu' hahaha. Namun, sekesal apapun dia sama saya, kalau saya minta jajanan dia selalu dikasih, karena kapok sebelumnya dia pelit-pelit akhirnya saya beli jajan seabrek di warung dan nggak mau ngasih dia, sampai Bundanya ejekin kalau saya nggak ada dewasa-dewasanya. Saya jahat kali ya, soalnya kalau ponakan saya pelit ngasih jajanannya nanti saya balas pelit juga, walaupun nanti tetap saya kasih, at least saya nyuruh mereka minta maaf dulu karena kemaren udah pelit.
Well, demikian cerita-cerita saya yang di wrapped jadi satu. Sejujurnya 2022 merupakan tahun penuh tantangan buat saya pribadi. 2021 lalu saya mengalami QLC sekarang ada lagi, then saya penasaran 2023 akan lempar apalagi ke wajah saya. For the last, selamat menjalani hari dan bagaimana cerita teman-teman berjalan minggu ini?
5 comments