Preference

by - November 29, 2021

Kali ini saya mau cerita tentang tanda centang biru aplikasi chat via WhatsApp, kebetulan secara pribadi I make my WhatsApp on private mode, jadi teman atau rekan yang chat saya nggak tahu apakah pesan mereka sudah saya baca atau belum. Saya sudah melakukan ini selama dua tahun lebih, mau tiga tahun. Sebagian orang mungkin tidak setuju atau bahkan ada yang terang-terangan bilang kesal dengan mode privasi semacam ini. Terakhir salah satu teman pernah bilang, bahwa tujuan apllikasi ini dibuat ya untuk berkomunikasi, dengan adanya privasi semacam itu malah mempersulit komunikasi (pendapat dia demikian).

Personally, saya tidak ada masalah dengan dua-duanya, entah itu mengaktifkan centang birunya atau tidak. Menurut saya, dengan adanya pilihan privasi semacam ini berarti WhatsApp sudah survey dan memepertimbangkan banyak hal akan tipe-tipe pengguna aplikasi chat (IMHO ya hehe).

Asal mula saya menonaktifkan centang biru itu karena segan telat balas pesan dosen pembimbing ketika nggak sengaja kebaca pas saat terkirim. Ya, maklum lah sebagai anak bimbingan kadang saya harus nanya pendapat si Ani dan Anu dulu kalau diintrogasi via pesan masalah skripsi. Kemudian alasan selanjutnya adalah untuk melindungi diri saya sendiri wkwk. Untuk sebagian orang mungkin saya terlihat sombong dan judes, tapi percayalah sebenarnya saya over sensitive dan rentan patah hati. 

Mungkin kalau saya mempunyai orang tersayang (lawan jenis), saya akan menjadi sedikit posesif, karena dilihat dari gelagat saya sama sahabat dan mama saya juga demikian.

Saya tidak suka perasaan mellow ketika mengetahui pesan saya tidak dibalas tapi sudah dibaca, jadi untuk menghindari hal tersebut saya lebih memilih mode privasi semacam ini, dengan tidak mengetahui mereka sudah baca atau belum saya enjoy saja, mau mereka tidak balas pun saya mikirnya mereka nggak baca, hehe.

Bener saja hal ini jadi membuat saya jadi tidak mengharapkan apa-apa, ya paling nanti kalau memang urgent saya akan telpon orang yang bersangkutan. 

Well, hal ini berdasarkan pendapat dan perasaan pribadi saya banget ya jadi tidak perlu terlalu dipikirkan, hehe, jika ada diluar sana orang yang protes thats their own, mungkin mereka juga mempunyai alasan tertentu. Its okay. Saya cuman berfikir bahwa jika tidak ada kerugian besar yang ditimbulkan terhadap pihak lain akan privasi semacam ini, ya berarti tidak apa-apa, thats why tidak perlu diperdebatkan atau marah akan pilihan seseorang.

Lastly, selamat berhari Senin semua, kali ini Batam panas terik dari pagi saya malas keluar ruangan wkwk. Selamat menjalani hari ya semua.

Di akhir tulisan ini saya mau tuliskan learned lesson yang saya dapatkan beberapa hari belakangan, setelah memikirkan banyak hal (lagi). Saya tidak sengaja membaca tulisan anonymous yang bunyinya begini: You break your own heart, when you expect people to see the world the same way as you. Menurut saya benar sekali bahwa dalam hidup kita hanya akan menyakiti diri sendiri jika mengharapkan orang lain bisa melihat dunia seperti apa yang kita lihat, tidak perlu berusaha keras untuk menjelaskan diri kita pada orang lain, karena sejatinya yang benar-benar tahu itu hanya diri kita sendiri they just see the wood not the whole forest. Hal ini lebih ke prinsip ya, kenapa kita begini dan orang-orang sering mempertanyakan hal tersebut. Yaaah begitulah hidup ya hehe. See ya guys.

You May Also Like

5 comments

  1. Kak Soviii, I know how it feels!! Aku pernah mengalami masa-masa seperti itu, rasanya sedih kalau chat nggak dibalas tapi udah diread, jadi aku waktu itu juga pilih non-aktifin tanda centang biru di WA. Lalu entah kenapa, sekarang udah aktifin kembali tanda tsb tapi aku udah jauh lebih woles meskipun tahu bahwa chatnya cuma dibaca aja, malah kadang aku yang jadi pihak cuma baca doang karena kesalahanku juga sih, suka nunda-nunda balas terus jadi kelupaan, terus pas inget buat balas tapi ngerasa udah basi, jadi ya nggak dibalas kalau nggak penting ya (malah jadi curhat).
    Anyway, keputusan aktif/tidak mengaktifkan tanda read menurutku juga nggak masalah buat diriku. Yang lebih penting kalau memang sedang ada hal urgent, chat kita dibalas wkwkwk

    ReplyDelete
  2. Ide yang cemerlang mba Sovia, untuk menjaga diri sendiri agar nggak baper ketika chat belum dibalas orang adalah dengan mematikan centang biru. Well, boleh juga 😆

    Saya pribadi tetap pakai centang biru sih di WA, karena WA saya jarang bangetttt dipakainya kecuali untuk terima report usaha atau report dari mba-mba saya. Dan untungnya mereka nggak kesal jika saya cuma baca reportnya tanpa dibalas 😂 Wk. Mungkin karena kebiasaan saya yang always call saat ada urusan, jadi teman dan keluarga saya pun biasa call saya dan jarang chat. Biar langsung kelar nggak tunggu balasan 😅

    Memang yang paling penting, kita buat diri kita nyaman dulu mba, nama pun preference, harus disesuaikan ke diri kita. Thank you for sharing, mba Sovia 😍

    ReplyDelete
  3. Bener banget mbak, melindungi diri sendiri itu yang paling penting.

    Dulu pas masih kerja, aku juga selalu milih buat privasiin whatsapp, alias kadang suka males banget buat bales kalau dichat bos tengah malem. Jadi aku non-aktifin centang biru sama last seen nya. Sekarang sih centang biru udah aku nyalain gara-gara kontak WA aku nggak banyak, paling cuma last seen aja yang masih nonaktif dengan alasan sungkan aja kalau ketauan aku terakhir aktif jam segini tapi gak bales chat. Sama kaya Mbak Eno juga, aku lebih suka telepon kalau ada hal penting biar pembahasannya lebih jelas.

    Prinsip aku sih masih sama mbak, nggak pengen ngerepotin diri sendiri. Jadi apa yang dilakuin Mbak Sovi ini sah-sah aja menurutku.

    ReplyDelete
  4. hehehehe aku termasuk yang menon-aktifkan centang biru, awalnya karena bos di kantor kayaknya, yang kelamaan respon, jadi maunya aku bales juga hahaha. Duh
    ehhh malah sampe sekarang bablas nggak aku aktifkan.
    sempat diprotes juga, jadinya orang lain nggak tau, pesannya sudah dibaca atau belum

    ReplyDelete
  5. waaah, mbak kita samaaaa
    aku juga dulu sering merasa nggak nyaman kalo chat ku dibaca doang ga dibales-bales 🤣
    biasanya langsung nethink, apa obrolannku ga seru ya? atau orang ini nggak nyaman sama aku ya? dan banyak pertanyaan lainnya haha
    tapi, makin ke sini aku makin berusaha positive thinking, oh dia sibuk kali, oh kepencet kali, dan berujung yaudah gtu hehe 😁

    trus aku dulu juga sempat menonaktifkan cetang biru, tapi nggak lama
    nggak tahu kenapa rasanya bersalah aja gitu hehe

    beside of that, apa pun itu asal mbak happy, just do it! 💕
    kbtw, alo di tempatku lagi ujan, jadi rasanya aku malah pengen keluar menghirup bau hujan hihi 🥰

    ReplyDelete

Raise Your Words, Not Voice. It's Rain That Grows Flowers, Not Thunder.
-- El Rumi --