­

Stationery School and Book Store

by - October 26, 2021

                                           

This the end of the month meski bukan weekend kayak yang di lagunya Lalisa, hehe. Yep, seperti judul di atas saya akan cerita tentang stationery school dan toko buku. Well siapa disini yang tiap pergi kesini bawaannya pengen drop some money, dropping all the money, drop some money, all this stuff so yummy, aelaaa kayak banyak duit aja ya, haha.

Eh, tapi bener, tiap pergi ke stationery school bawaannya pengen koleksi pena-pena yang ucul, padahal udah punya pena yang warnanya sama kayak yang di toko, tapi tetep aja pengen beli. Saya paling nggak tahan sama pena buat kaligrafi dan pena-pena tinta sparkling gitu, saya harus mengingatkan diri dulu bahwa beli sesuatu harus sesuai fungsinya kata orang-orang. Beruntung sekali pena kaligrafi itu harganya tidak murah, jadi saya ngerasa cukup punya satu aja, karena dipakainya pun jarang nggak sesering pena tinta sparkling-sparkling. Masalahnya kalau nulis pakai pena-pena yang lucu jadi candu nulis apa aja di diary. To be honest saya adalah orang yang tulisan tangannya gayanya banyak, alias ganti-ganti dan saya tidak sombong kalau saya bilang bahwa tulisan tangan saya bagus hahaha, ya kapan lagi muji diri sendiri.

Sebenarnya ini berkaitan sama diri saya pribadi sih, dulu saya malas sekali belajar dan baca catatan kalau tulisan saya jelek, nggak mood aja mau belajar. Jadilah saya benar-benar bikin tulisan sendiri bagus biar hati senang, karena suka kesal sama orang yang tulisan tangannya asal-asalan termasuk diri saya sendiri. Semenjak SD saya sering ganti-ganti gaya tulisan tangan kalau lagi bosan, tapi saya tidak akan bertahan lama dengan tulisan tegak bersambung, karena lama dan rada ribet cuy, wkwk.

Terus ngomongin toko buku, ahh Gramedia di tempat saya masih tutup, hanya melayani pembelian secara online. Setiap masuk kesini merasa miskin aja gitu, tahu nggak sih perasaan pengen beli semua buku sampai milihnya itu lamaaa sekali, karena saya sadar duit saya nggak sebanyak itu buat menerapkan prinsip Ariana Grande yang I want it, I got it, bisa sih cuman akhir bulan saya kenak busung lapar karena tidak cukup mendapatkan makanan bergizi.

Sebenarnya saya tidak sesering itu pergi ke Gramedia, dulu lumayan cuman pas kuliah jaraaaang, ahaha. Salah satunya karena saya anaknya mageran, nggak hanya ke Gramedia pergi-pergi lainnya saya juga susah diajak, orang beli makan aja sering nitip wkwk. Apa boleh buat, I love spending my time being alone a lot, feel free kalau nggak ada siapa-siapa, sampai pernah ada seseorang yang bilang hidup saya membosankan, baru-baru ini juga dibilang temen sekantor begitu haha. Eh, itu kan menurut lu, gue mah enjoy.

Lha, malah nyerempet kemana-mana. Jadi kalau ke Gramedia senang banget bacain sinopsis buku yang dibelakangnya itu lho, tapi saya nggak berani baca isinya even bukunya nggak di segel plastik, seingat saya, saya tidak pernah buka-buka buku yang nggak ada segel plastiknya. Pokoknya kalau ke toko buku, suka mengkhayal if I were really that rich, bakalan saya borong semua yang ada, seketika akan saya terapkan prinsip I want I got it, tapi ya namanya hidup ya nggak bisa sesuai yang kita impikan haha. Sekarang saya hanya beli buku via Tokopedia saja, sayangnya di Batam lebih banyak pabrik-pabrik ketimbang toko-toko buku, seandainya saya tinggal di Jawa pasti murah sekali ongkirnya wkwk, bonus Go Send tentu bisa saya gunakan, karena masih satu daerah, lha ini masak Go Send antar pulau.

Dulu pernah, saya ke toko buku yang ada di mall Batam, too bad sekarang udah tutup, temen-temen yang lain pada ngajakin belanja dimana saya malah nunggu di toko buku, asiik aja lama-lama walau akhirnya cuman beli satu wkwk. 

Saya selalu menggebu pengen beli kalau berurusan sama alat-alat tulis, buku diary, journal, sticker-sticker ucul, buku dan novel. Lihat aja keranjang Tokopedia yang isinya buku semua, semenjak ada applikasi Tokopedia cita-cita saya jadi nambah, yaitu pengen punya kemampuan untuk check out buku-buku yang ada disana. Satu lagi si yang membuat saya selalu menggebu yaitu sneakers, yep bener sekali nggak ada hubungannya sama pembahasan ini. Sumpah, saya juga susah menyabar-nyabarkan diri kalau lihat sneakers, terbukti dari saya yang lebih suka beli sepatu daripada baju, juga mata saya yang selalu jelalatan nengok model sepatu oppa-oppa Korea. Apalagi kalau film tema sekolah udahlah, sepatu orang itu bagus-bagus.

Kalau dipikir-pikir kita suka gini kan kalau jumpa atau dihadapkan pada barang-barang kegemaran kita, jadi rakus dan jiwa ingin kaya mendadak muncul, atau cuman saya aja kali ya. 

Baiklah, kayaknya sampai sini aja deh bahas buku dan stationery schoolnya. Akhir kata saya mau doakan supaya toko-toko buku di Batam lebih banyak lagi, biar nggak belanja keluar pulau lagi, sayang ongkirnya bisa beli satu buku lagi. 



Ps: Pict Credit to Google

You May Also Like

4 comments