Memories: Fangirling dan Televisi Cembung
Saat nonton ulang film The Gods Must be Crazy kemaren di Disney+hotstar tiba-tiba saya lansung ingat TV cembung kayu punya saya dulu ahaha. Karena dulu pernah nonton di sana sampe ngakak guling-guling, pas setiap scene-nya. Ada yang tahu nggak sih bentuk TV-nya gimana? Itu lho yang cangkang TV-nya dari kayu dan layarnya itu cembung dan tebaaal, typical TV jama 80an atau 90an deh kayaknya.
Saya termasuk beruntung karena masih bisa jumpa sama TV jenis ini, menurut saya aja sii. TV cembung ini ditarok di kamar saya karena saat itu kami sudah beli TV baru LG yang layarnya tipis dan tajam haha. Nah, disinilah awal mula saya dan Super Junior berangguk-angguk ria lewat lagu Bonamana, Mamacita, Superman dan lain-lain hahaha. By the way saya adalah K-Poper jalur Suju, alias ELF sejati pada masanya.
Jadi dulu itu orangtua saya punya dua TV, yang satu TV merek National if Im not mistaken dan satunya lagi TV cembung ini (sebelum beli TV LG). Bapak sama mamak dulu jualan makanan sehari-hari gitu, jadi biar warungnya rame salah satu strateginya adalah harus punya TV karena seingat saya yang punya TV cuman beberapa orang saja saat itu, bisa dihitung pakai jarilah. Dulu sekali belum ada TV kabel kayak sekarang apalagi Netflix, Vidio, dan kawan-kawannya.
Menariknya untuk bisa nonton siaran TV kita harus punya parabola dulu, tahu kan tiang yang punya lingkaran besar, dimana lingkarannya kayak saringan gitu, wkwk. Belum lagi saat hujan dan angin, disinilah kesabaran kita yang sesungguhnya diuji, hehe.
Saya masih ingat betapa kesalnya bapak-bapak yang nangkring di pohon warung dulu karena nggak bisa nonton berita gara-gara sinyalnya jelek saat hari hujan wkwk.
Saya juga masih ingat pake TV cembung inilah saya nonton drama Full House dulunya, hahaha, ingat dong yang soundtrack kece syekaliii, yuk nyanyi, ehem, "Niga sarangi doeji anhgireul bileosseo, neomaneun jeoldaero...." ahh yang ini lah pokoknya, lagunya sungguh syahduuu. Rain, Song Hye Kyo kangen ih.
Drama ini dulu tayangnya malam-malam gais, jam 9 atau 10 malam kayaknya, tapi untungnya di malam Minggu, which is besoknya saya nggak sekolah alias hari bangun siang nasional (berlaku untuk gue aja sih). Saya tahu drama ini gara-garanya si mamak nggak di rumah, kebetulannya lagi dulu saat malam minggu orangtua saya pergi pengajian dan tempatnya itu jauh. So, mereka harus berangkat habis Isya dan pulangnya besok pagi, karena terlalu capek kalau pulang pergi di hari yang sama, jadilah saya salah pergaulan kayak dulu, haha. Nggak deng.
Jaman dulu siarannya di sensor karena saya nggak ada jumpa adegan kisseu-nya, seingat saya nggak ada.
Kalau diingat-ingat lagi, drama Korea dan Taiwan sudah masuk ke Indonesia pada jaman saya masih kecil, karena selain nonton Full House dulu saya juga nonton drama Taiwan yang judulnya Dolphin Bay, drama ini sekitar tahun 2002 atau 2003an deh, namun tidak se-booming Bollywood. Yep, sebelum negara Api menyerang, dulu orang Indonesia (read: orang-orang sekitar saya) lagi mabok Bollywood. Walau tidak dapat dipungkiri bahwa film romance India tak kalah asiknya haha. Sebut saja Mohabbatein yang sampai sekarang saya masih ingat alur ceritanya hehe, tapi saya nggak sampai tahap koleksi posternya dan punya buku pusakanya kayak Super Junior.
Long story short, karena kalau diterusin nggak bakalan kelar hahaha. Pada saat sekolah menengah pertama saya tinggalnya di Dorm alias saya mondok, jadi santri. Saya masih ingat pelajarannya dua kali lipat dibanding sekolah biasa, karena selain belajar kurikulum pemerintah saya juga harus belajar mapel kurikulum pondok.
Disini saya jumpa miss Kerlap-kerlip si jago Hangeul yang bisa baca tulisan Korea tapi nggak tahu artinya hahaha. Asiknya dengan pakai Hangeul kami bisa asik ghibah tanpa orang yang bersangkutan tahu, bad habit emang, tidak untuk ditiru ya.
Too bad, saya nggak melanjutkan belajar bahasanya, hiks. Menyesal sungguh, ya at least kalau nggak bisa bahasa Arab saya bisa bahasa Korea gitu lho. Semenjak tahu miss Kerlap-kerlip seorang ELF kami makin akrab setiap harinya, jam istirahat Bonamana dulu, jam break Shalat dengernya No Other, tentu saja ini sembunyi-sembunyi karena dulu suka dirazia kalau denger musik yang nggak bernuansa Islami.
Saya dulu pulang ke rumah dua kali dalam seminggu, nah masa-masa di rumah inilah saya mutar lagu Suju di TV cembung, dulu suka download videonya di Internet, karena letak TV-nya di kamar jadi bebas niru-niru dance-nya walau nggak bisa-bisa. Masa-masa terhalu banget lah dulu sampai susah dijelaskan, makanya setelah khatam dengan per K-Pop an Suju, saya nggak mengikuti lagi dunia K-Pop. Sampai akhirnya BTS naik daun, mungkin karena sudah kebal fangirling sebelumnya jadi fangirling sama BTS nggak separah sama SuJu dulu, atau sayanya yang sudah lebih dewasa dan realistis. Cuman menurut saya BTS ini amazing, they found their own way untuk jadi sukses, mungkin karena kami satu generasi juga dan mereka sering bahas issue-issue generasi sekarang jadi bisa relate sama mereka.
Kagum sama RM yang berusaha encouraging people untuk mencintai diri sendiri, dimana menurut saya itu masalah generasi saat ini yaitu menganggap diri sendiri useless, comparing our achievement to others sometimes (sssstt...dulu saya juga begitu). Setiap album mereka tu penuh makna banget, kayak konsepnya bener- bener daebak. Oh ya lagu mereka yang Mic Drop dan Baepsae paling nendang menurut saya, walau lagu mereka nggak ada yang nggak bagus.
Ya, begitulah cerita K-Pop dan TV cembung yang saya miliki, saat ini TV cembungnya masih ada dirumah, terimakasih TV cembung yang sudah melengkapi perjalananku, baik-baik ya di rumah biar nanti bisa diwariskan ke generasi selanjutnya wkwk. Well, sekian ceritanya semoga bermanfaat haha. Selamat malam semua and see ya!
Ps: Pict from Pinterest.
3 comments