­

Bukan Satu Jam Lebih Dekat

by - August 09, 2021

Pic from Pinterest

Jadi ini kayak challenge gitu, untuk mengenal diri sendiri, untuk memetakan apa kelebihan dan kekurangan kita, untuk bisa menjadikan kelebihan dan kekuramgan itu sebagai teman yang tidak memberatkan kita, yaa walau bagaimanapun tubuh ini yang bakal kita usung kesana kemari setiap harinya, jadi yaa cintailah dia, berteman baik lah. Duuuh, pembukaan yang tidak aduhai sekali ini.

Sebenarnya ini kayak program- program self-love gitu, idiiih kadang aneh ya kenapa kita yang 24 jam tinggal sama diri kita tapi nggak kenal, kita butuh watu lagi buat bisa berdamai sama diri sendiri, sungguh ajaib hidup ini. Di program ini ada beberapa pertanyaan yang diajukan and we need to answer it honestly, kayak jangan dibuat-buat biar kelihatan keren, haha.

1. What is something you feel shame about?

This kinda weird cause what I think yang ada sama saya malu-maluin semua. Well, kalau ditilik lagi lebih dalam, hal yang paling membuat saya malu adalah diri saya yang malu-malu. Mungkin karena ketika malu, saya kelihatan goblok dan saya benar-benar malu sama diri saya yang itu. Saya malu terlihat bego, haha. Pokoknya itu nggak nyenengin. Oke, next. There is something kayak kenapa hal sewajar itu gua harus malu, bukan berarti saya pengen jadi nggak tahu malu ya. It trully difficult to explain bout it.

2. What part of you is work in progress?

Well, ini banyak banget sih. The first one is the way I accept my whole life I guess. Including my talent, my skill and everything. Self acceptance to be exact. Im still working on it. Saya adalah orang yang nggak percaya sama kemampuan diri sendiri, saya sering underestimate diri sendiri in the past and comparing others achievement with mine. I don't even know why. Tapi sekarang sudah ada perubahan gitu, saya udah jaraaaaang ngebandingin apa yang saya punya sama orang lain. Saya sudah bisa nerima all my randomness, my goblokness. Cause what I think is Im outsider. Saya sering ngerasa out of the world, entah teman-teman saya yang bilang cara saya berfikir terlalu ketuaan. Masih progress sih ini, hehe.

Selanjutnya yang saya rasa work in progress dalam diri saya adalah my reactions to my triggers. Ini nggak separah dulu sih, proud of me haha. Dulu itu kalau ke trigger emosinya susah banget di kontrol, bisa dibilang jadi sembarangan dalam bertindak dan berucap. Sekarang? Not anymore, even not totally change, tapi sekarang jadi bisa lebih relax gitu. I usually take a deep breath and close my eyes dulu. Susah banget sih part ngontrol yang ini kemarenan. Makanya senang banget, bisa lebih relax dari diri yang dulu. Mudahan-mudahan kedepannya bisa lebih relax lagi dari yang ini.

The last one, Holy God, this is the hard one. Being diciplined. Procrastinator get your drinks up. Alaah. Haha. Susah banget ini, gimana cara bisa disiplin dan tidak menunda-nunda waktu. Even udah buat to-do list tiap hari, tapi masih aja banyak golerannya. Saya mau disiplin belajar bahasa baru gitu, but yeah it just kemauan aja. Saya kurang berusaha keras.

Hmmm... selanjutnya mari kita masuk ke kelebihan yang kita punya.

3. What are Some of Your Core Values?

Tidak bermaksud untuk memuji diri sendiri, but I really like the way of myself to not judge people easily. This kindness, I like it. Ngejudge orang pasti pernah, saya bukan malaikat, tapi I like the way I control it. Really control it.

Kemudian hal lain yang saya sukai dari diri saya adalah saya tipe orang yang penasaran akan suatu topic. Dan luckily, hal ini membuat saya jadi mau untuk mencari tahu banyak hal, well nggak terlalu banyak sih. Saya ni jiwa netizen gitu, kalau penasaran akan suatu topic saya akan tenggelam disitu with tons of questions in my mind. Kalau orang bilangnya jiwa observer, tapi lebih ke baca-baca gitu. Kayaknya segini aja deh, takut riya kalau ditulis semua kebaikannya, haha.

4. What Obstackle Are You Trying to Overcome?

Really nice question, wkwk. As an overthinker, offcourse yang ingin saya lakukan adalah gimana caranya biar nggak jadi overthinking, gimana caranya biar kepala nggak rame. Kalau seandainya saya punya weird power, saya pengen punya kekuatan berenang di pikiran orang lain, apakah serame kepala saya atau nggak. At least kalau kepala mereka lebih rame, saya nggak merasa sendiri, nggak perlu merasa iri sama orang-orang yang kelihatannya tenang. Duhh, what membagongkan this part. Haha. Oke skip.

5. What is Biggest Your Irrational Fear?

Sebagai manusia yang mempunyai trust issue berlebih tentu saya akan menjawab ketakutan akan dikhianati orang lain, ketakutan akan ditinggal pas lagi sayangnya. Idiiew, siapa sih yang nulis kalimat ini.

Seriously, sampai sekarang saya ngerasa nggak bisa percaya sama makhluk yang namanya pria, mungkin saya suka seseorang tapi jika membayangkan punya hubungan dengan mereka I can't. Mungkin salah satunya karena kesedihan saya yang ditinggal kabur bapak, saya pernah nanamin sugesti kepada diri saya bahwa nggak ada yang boleh menyakiti saya lebih dari ini. Makanya ketika terlintas pemikiran untuk nyari pacar, hal pertama yang muncul adalah "Lu terlalu berharga untuk masuk kedalam hubungan yang rapuh kayak pacaran".

Menurut pandangan saya pacaran adalah jenis hubungan yang paling rawan disakiti, karena nggak ada apa-apa disana selain rasa sayang yang saya yakini bisa saja berubah.

Saya nggak bisa melakukan pembalasan dendam ketika disakiti dalam hubungan itu, haha. Duuh, Sovia apa yang kamu pikirkan, wkwk. Yaa, begitulah pokoknya. Anehnya setiap saya suka sama orang saya sering ngerasa goblok, karena saya benci waktu yang saya gunakan untuk memikirkan orang lain.

Dan kalau ada orang yang nanya kenapa saya nggak pernah pacaran, I would like to ask them back, ya kenapa gue harus? Sampai sekarang saya nggak jumpa alasannya, jadi ya ngapain.

Then, bagaimana dengan pernikahan? Haha, what funnier is saya juga nggak tahu fungsinya apa, ya jalani ajalah. Seo Dal Mie kan pernah bilang di Start Up kadang menjelajah tanpa peta itu mengasyikan. Semoga saja dia benar, wkwk.

Ntar deh, kalau saya memasuki fase yang satu ini, saya bakal balik lagi kesini, untuk menceritakan bagaimana pemikiran saya berubah akan hal itu.

Wahhh, curhat terpanjang dibagian ini. Baiklah, pertanyaan terakhir.

6. What Do You Want Most in Your Life Right Now?

Kalau saya jawab punya hati yang lapang, klise nggak sih? Haha, klise dong ya. Tapi, beneran satu-satunya yang pengen banget saya punya saat ini adalah hati yang lapang. Pengen aja gitu ditengah dunia yang carut marut saya tetap punya pandangan yang positif akan sesuatu hal. Tetap bisa melihat sisi lain keadaan ini dengan cara yang mendamaikan.

Saya pengen punya hati yang lapang, biar apapun yang saya punya saya ngerasa cukup akan itu. Tidak terburu-terburu dalam menjalani hidup. Mungkin kalau saya mau berjalan sedikit pelan banyak hal yang bisa saya pelajari. Duh, pengen hati yang lapang.

Sebenarnya banyak lagi sih, pertanyaan lanjutannya, cuman ya gitu nggak mungkin saya jawabin disini semua. Lain waktu deh kalau saya lagi kesambet apa gitu, biar pos tulisan baru lagi disini. Sekian ya dari seorang Sovia yang katanya ingin mengenal dirinya. See ya!

You May Also Like

1 comments