Being Young Adult: Me Overthinking Overthinking
Nggak tahu kenapa mood saya lagi mudah banget up and down-nya, salahin period sendiri karena menstruasi bikin saya nggak jelas maunya apa. Pengen nulis puisi tapi nggak bisa dan nggak pede hahaha. Akhir-akhir ini saya suka mikir ternyata menjalani hidup sebagai manusia dewasa gampang lelahnya, nggak punya duit banyak pikiran, punya duit pun tetap banyak pikiran, I thought that kalau udah nggak minta-minta lagi hidup saya bakalan lebih plong, tapi rasanya semakin kesini semakin ada yang hilang tapi saya nggak tahu itu apa. Normal nggak sih merasa kesepian? Sumpah perasaan macam ini baru banget buat saya, nggak tahu juga namanya apa.
Hal ini mengigatkan saya akan ucapan seseorang, bahwa kebahagiaan itu cuman paradox. Semakin kesini saya semakin sering nanya apasih sebenarnya yang membuat saya benar-benar bahagia? Dulu ngimpinya setelah lulus kuliah sepertinya saya akan bahagia, tapi setelah lulus saya yaaa gitu aja. Setelah saya perhatikan saya cuman berpindah tempat kemudian mengulangi fase yang sama dalam level yang berbeda. Sepertinya apa yang saya lalui monoton aja mulai dari underestimate, bangkit, senyum, nangis, mengumpat kehidupan, bersyukur dan selalu itu-itu saja. Meski tak dapat dipungkiri saya belajar dari hari-hari yang saya jalani. Dulunya saya pikir setelah menjadi dewasa hidup akan lebih mudah saya jalani, all off the problem is solved, ternyata kehidupan ini kayak labirin di Maze Runner yang mana kita nggak pernah tahu pintu mana yang akan bergeser pada malam-malam selanjutnya.
Enam bulanan bekerja membuat saya pada tahap bosan, ingin berhenti tapi lagi-lagi realita terpampang di depan mata, banyak pertanyaan dan pertimbangan yang muncul. Kalau orang-orang bilang temukanlah alasan kenapa kamu mengerjakan pekerjaanmu. Fucked up-nya satu-satunya alasan yang saya punya ya cuma gajinya. Kantor jadi tidak asik lagi semenjak bapak atasan yang dulu resign, department saya sedikit berantakan. Saya yang dulunya ngerjain kerjaan sendiri kini mendadak ngerjain ini itu, ditanya ini itu karena dianggap paling banyak tahu data setelah bapak, makanya akhir-akhir ini pemikiran untuk "udahan aja kali ya" sering muncul.
Salah satu dari sekian banyak hal lainnya yang mengesalkan menjadi orang dewasa adalah kita sering dibanding-bandingkan dengan teman-teman seangkatan, seolah-olah apa yang mereka lakukan juga harus kita lakukan. Saya tahu bahwa budaya mengurusi hidup orang lain ini memang sudah melekat di dalam darah masyarakat kita, karena memang mereka melakukan itu karena orang terdahulu juga melakukannya, yaa kayak gitu aja terus sampai mampus.
Kadang saya juga dapat chat dari teman seangkatan, katanya saya terlalu sibuk dengan kesendirian dan dunia saya, jadi katanya dia mau mengingatkan barangkali saya lupa bahwa saya juga perlu pendamping dan bla bla bla lainnya, kasarnya ya sama aja dia kepo kapan saya mau nikah. Ya, saya jawab aja "Kita agree to disagree aja, karena kebutuhan orang beda-beda". Nah, adil dong, ketika dia khawatir saya nantinya menikah tua, saya juga ngeri dulu ketika dia menikah muda. Intinya saya nggak komen apa-apa ya karena tahu kebutuhan orang beda-beda.
Orang-orang dewasa kadang tanpa sadar juga suka ngurusin yang harusnya tidak diurus, Contohnya kemaren ketika senior engineer di sini menyuruh saya untuk belajar bawa motor. Entah kenapa untuk saat ini saya nggak mikir bahwa bisa bawa motor adalah hal yang crucial bagi saya, ya saya enjoy aja kadang naik angkot atau ditebengen ponakan yang memang tempat kerjanya searah. Dia kekeuh bilang bisa bawa motor itu penting di zaman sekarang, dia mengemukakan banyak sekali opininya di depan saya, kemudian saya hanya bilang "Mau lu jungkir balik ngejelasin ke gue, kalau gue nggak mau nggak ada gunanya" akhirnya dia ketawa aja sambil cengengesan bilang " Oh iya ya".
Saat ini saya berada pada posisi yang suka mikir sendiri apasih makna dari saya menjalani hari- hari ini? Saya benar-benar berada di fase krisis identitas, sialnya itu kok saya gampang banget mengalami ini. Belakangan untuk menghindari hal- hal begini saya menyibukan diri nonton film serial di Disney, baca- baca lagi fakta unik tentang dunia luar angkasa, bintang-bintang, galaksi-galaksi dan multisemesta. Biar apa? Biar meyakinkan diri sendiri bahwa di dunia seluas ini nggak mungkin saya ada tanpa ada sebuah tujuan wkwk, biar merasa berharga aja.
Sekarang masih sibuk overthinking, baca buku feminisme dan patriarki, yang penting nggak baca berita tentang korupsi aja dijamin perlahan saya sembuh lagi kok.
3 comments