­

March and Unambitious Me

by - March 16, 2023

Pict from Pinterest


Well, tentu saja ini bukan Marh recap, ini hanya random post part entah berantah. Tadi pagi, saya nangis nyesek. Bukan karena patah hati, tapi karena habis baca novel yang saya nggak expect bakal sad endingAll The Bright Places, novel young adult oleh Jennifer Niven. Perkataan Thedore Finch sesuatu banget soal kematian.

Sekaii lagi, ini cuman postingan random, jadi saya nggak bakal bahas novelnya. Enggak tahu kenapa, belakangan saya merasa nggak mau mencapai apa-apa dalam hidup. Tidak soal karir yang seharusnya diperjuangkan oleh sebagian orang yang umurnya setara dengan saya. Tidak soal cinta, sampai sekarang kayaknya nggak pernah ada yang membuat saya benar-benar jatuh cinta. Menikah apalagi, ini adalah hal yang saya taruh di rak paling bawah. Nggak tahu kenapa tahun ini anyep banget haha. Tapi masih terlalu awal buat nge-judge the cover ya.

Saya sempat bertanya-tanya salah nggak ya saya nggak punya ambisi di usia darah muda, ngomongin soal mimpi saya sudah tidak tertarik lagi. Saya sudah berhenti membuat to-do list malah pada pertengahan 2022 lalu.

Lalu sempat juga alam bawah sadar saya nyeletuk “Alaaah, lu terlalu malas aja kali”. Itu bener banget, hehe, nggak dong. Saya beneran nggak tahu jawabannya apa. Haruskah setiap kita memperjuangkan mimpi? Apakah orang middle 20an yang belum mempunyai prestasi membanggakan dikategorikan sebagai manusia gagal? Meskl saya tidak terlalu peduli, takutnya ibu saya peduli.

Belakangan yang saya lakukan nggak jauh-jauh dari baca buku, baca webtoon, nangis atau ketawa nggak jelas kalau jumpa genre yang sedih atau komedi. Beberapa teman lama pernah bilang kalau seharusnya saya nggak ngelakuin hal begitu lagi di umur segini. Seharusnya saya sudah download dating app atau ikutan program ta’aruf, then I just like who’s the fuck gonna care? Teman-teman lama memang suka memaksakan standard-nya dengan dalih “hanya saran.” Tidak semua sih, tapi ada aja.

Entahlah, apakah saya harus ambisius lagi seperti dulu? Tabungan saya jauuuh banget kalau dibanding dulu, but I think I’m really fine with that. Memang ada sesekali pikiran kepingin kaya dan ambisius dan merasa bersalah dengan diri yang sekarang. Namun, nggak pernah jadi buah pikiran banget. Pernah juga saya berfikir bahwa sepertinya saya memang banyak malasnya. Dilihat dari hobi yang saya lakukan selalu setengah-setengah. Mulai dari blogging, punya account review buku cuman upload 3 biji doang 😅. Iya kali saya terlalu malas, karena saya sepertinya nggak pernah naruh seratus persen terhadap sesuatu yang saya mulai. Blog ini salah satu contoh nyatanya. Atau karena saya terlalu menerapkan prinsip perfectionist di setiap hal yang saya lakuin. Saya terlalu menerapkan banyak list. Atau ini sekedar alasan doang? Haha.

Kedepannya saya akan coba untuk tidak banya alasan lagi, saya akan coba untuk nggak terlalu perfectionist lagi. Mungkin saya harus ambisius lagi sekedarnya. Biar sesuai tenggat yang saya tetapkan. Atau harus nulis to-do list lagi?

Terakhir, saya mau tepuk tangan dulu sebagai apresiasi untuk Sovia si overthinker ini. Selamat Sovia! Kamu masih hidup, sering beli boba, dan masih punya niat untuk memperbaiki diri. Sekarang sudah bulan ke-tiga di tahun 2023. Semangat sebentar lagi lebaran.

 

You May Also Like

2 comments